Header Ads

Sastra Pertunjukan; Penangsang Memanah Rembulan

Ciri teater di Yogya ialah antara teater dan sastra mempunyai kekuatan samaa. Seperti ditunjukkan Teater Dinasti dengan beberapa lakonnya. Dari "Perahu Retak" hingga "Tikungan Iblis" -- sutradara Fajar Suharno dan Jujuk Prabowo, naskah Emha Ainun Nadjib. Nama-nama yang tidak bisa dipungkiri kepiawaiannya di jagad teater dan sastra khususnya di Yogyakarta.

Sebenarnyalah bentuk pementasan semacam itu tidak bisa disebut teater. Sebab media teater adalah gerak, sebagaimana tari atau performance lain. Kala teater menggunakan naskah, di situlah sebenarnya terjadi impotensi teater: ia mesti menggunakan kekuatan lain di luar teater yakni naskah sebagai visi sastra. Kesalahan kriterium itu berlangsung hingga kini dan dibiarkan.

Untuk itu lebih tepat pementasan teater yang menggunakan naskah disebut Sastra Pertunjukan. Terlebih sebab teater dan naskahnya mempunyai kekuatan seimbang. Mendatang di Yogya akan ada pementasan yang mesti disebut Sastra Pertunjukan. Yakni "Penangsang Memanah Rembulan" oleh Pusat Studi Kebudayaan UGM.

Pementasan di PSK UGM Yogya 31 Oktober itu berdasar novel karya Joko Santosa. Lalu dijadikan Sastra Pertunjukan dengan naskah Bondan Nusantara dan sutradara Jujuk Prabowo. Semula naskah dalam bahasa Jawa, kemudian dibahasa-Indonesiakan secara beramai-ramai oleh para pemainnya. Di belakang gawe itu tentu saja PSK UGM pimpinan Aprinus Salam. Merupakan nama-nama tak asing di jagad kebudayaan Yogya. (Eko Tunas)

Tidak ada komentar

Video

Video