Jejak Kelana - Melur Seruni
Penulis: Melur Seruni
Cetakan: September 2015
Ukuran: 13,5 x 19,5
Tebal: 92 halaman
Penerbit: Yabawande
ISBN: 978-602-73063-1-8
Harga: Rp. 30.000,-
Hubungi:Telp/Sms: 08222 67888 30
__________________________
--------------------------
--------------------------------------
KUMPULAN puisi ini ditulis seorang buruh migrat bernama Melur Seruni dengan judul, “Jejak Kelana,” mengisyaratkan pesan penting perjalanan hidupnya. Dari perjalanan dari tiap kota di negeri tercinta hingga menjadi buruh diperantauan jauh disana di Malaysia dan Singapura.
Jejak Kelana merupakan kesatuan formal yang mana didalamnya terdapat bentuk komunikasi antara penyair dan para pembacanya. Dimana penyair perempuan kelahiran kota Magelang ini mencurahkan isi hati, pikiran, perasaan dan bahkan emosinya. Baik perjalanan cinta, panggung politik, kemanusiaan dan bahkan kenangan yang tidak mungkin ia lupakan. Seperti penggalan puisi berikut:
Biarlah sepanjang jalan itu
Akan kusisir dan kupunguti
Setiap manis kebersamaan
Dengan insan yang lain
Sebagai penggantimu
(Jejak Kelana)
Bahkan dalam puisinya ia menyebutkan dirinya dalam puisi yang berjudul, “Akulah Melur Akulah Seruni,” yang memberikan gambaran keteguhan seorang perempuan:
Apa yang perlu dirisaukan
Kesalahan memberi pengajaran
Kesakitan adalah obat mujarab
Menjadi lebih kuat dan sakti
Janganlah melangkah lagi keluar
Dari kolam tambak segaran
Agar tetap selamat dan bermartabat
Sebagai bagian dari karya sastra, tentunya karya Melur Seruni ini dapat menjadi bagian dari media yang mengkomunikasikan pesan-pesan tertentu, termasuk pesan bagi mereka yang ingin meninggalkan jejak yang sulit terhapuskan.
Jejak yang ia ukir dari negeri tercinta hingga ke luar negeri memberikan isyarat pesan, bahwa kehidupan ini teramat luas untuk dituliskan. Namun inilah karya yang mampu memberikan pesan nilai bagi pembacanya. Tentu saja dan tidak dapat dipungkiri puisi menawarkan analisis yang cerdas, karena terdapat struktur kompleks yang disajikan dalam karya tulis untuk membingkai kehidupan.
Jika memang puisi tidak dapat dan tidak pernah dipergunakan sebagai sebuah refrensi yang utuh, setidaknya puisi berjudul Jejak Kelana ini menjadi bagian refrensi yang sarat nilai pembelajaran bagi mereka yang ingin meninggalkan jejak kehidupan yang lebih baik.
Post a Comment