Makna dan Filosofi Lebaran dan Ketupat
HARI Raya idul fitri bagi bangsa nusantara ditandai dengan
ekspresi mudik. Ekspresi mudik merupakan cara membangun spiritual antara
dirinya dengan keluarga, tetangga, dan tentunya dengan sesama. Mudik ini
sebagai bentuk untuk menyambut datangnya bulan 1 syawal atau perayaan hari raya
idul fitri.
Hari raya idul fitri bagi bangsa nusantara dikenal dengan sebutan “lebaran”
yang tentunya memiliki makna dan nilai filosofi yang ingin disampaikan. Maka kita
harus bangga bahwa kita adalah bangsa yang beradab. Jangan sampai kita
terpengaruh oleh tradisi arabisasi yang cenderung kearab-araban dan tradisi
amerikanisasi yang lebih mengedepankan tradisi barat yang lebih mengedepankan
nilai induvidualitas dan materialisme.
Kita harus memiliki kebanggaan tersendiri karena kita adalah bangsa
yang beradab. Seperti makna dan filosofi lebaran dan ketupat.
Berikut ini adalah makna dan filosofi dari lebaran. Pertama, lebaran
dalam bahsa jawa disebut lebar yang memiliki maksud selesai atau akhir. Yakni
kita telah melaksanakan sebulan penuh ibadah puasa ramadhan. Kedua, lebaran berarti luberan dalam bahasa
jwa memiliki arti melimpah yakni limpahan keberkahan di hari raya,
keberkahan setelah menjalankan puasa ramadhan. Melimpah untuk saling berbagi.
Ketiga, lebaran berarti leburan yang berarti lebur atau hancur yakni kita
saling meminta maaf dan semoga menjadi hamba yang dibersihkan segala dosa baik
ucapan maupun perbuatan. Keempat, lebaran berarti laburan yang
memiliki arti kapur dan kapur itu berwarna putih menandakan simbol kesucian. Yakni
kembalinya seorang hamba kepada fitrahnya bersih dan suci. Kelima,
lebaran berarti lembaran yakni lembaran seperti kertas putih untuk kita
menjalani kembali. Membuka lembaran baru untuk terus memperbaiki diri, sehingga
kita menjadi golongan orang-orang yang bertakwa.
Makna Ketupat Lebaran
Sedangkan perlambang idul fitri atau lebaran berupa
simbol “ketupat”. Perlambang ketupat memiliki arti yang beragam. Pertama,
ketupat berasal dari kata “telu (3) lan papat (4)”. Tiga mensimbolkan
bahwa bulan ramadhan adalah rukun Islam yang ketiga diwajibkan untuk berpuasa.
Sedangkan papat berarti rukun Islam ke empat yakni zakat. Karena setelah di waijbakannya
berpuasa, orang yang beriman di wajibkan untuk mengeluarkan zakat fitrah
sebelum shalat idul fitri.
Kedua, ketupat berasal dari bahasa arab “tauifat”
yang memiliki arti jamaah, kelompok atau grup. Seluruh umat Islam di wajibkan
untuk melakukan ibadah puasa, hal ini menunjukkan sebuah keseragaman dan
kebersamaan. Tali persatuan dan kesatuan diutamakan, ketika saudara kita sakit
maka kitapun merasakan sakit.
Ketiga, ketupat memiliki makna dalam bahasa
jawa berarti “ngaku lepat” atau mengakui segala kesalahan baik yang
disengaja ataupun tidak. Maka tidak heran di masyarakat ada ekspresi ujung-ujung
yang berarti berkunjung dari ujung sampai ujung. Mengapa ujung, karena ujung
berarti puncak dan awalan. Ketika kita dilahirkan dalam keadaan suci, kembali
ke pangkuan Tuhan harus dalam keadaan suci. Maka maaf menjadi sebuah senjata
untuk memperbaiki kesucian. Ujung-ujung ini ditandai dengan meminta maaf, kalau
dalam bahasa perkampungan masyarakat nusantara, “njaluk ngapuro” atau meminta
maaf, kata ngapuro berasal dari bahasa arab asmaul husna al-ghofur yang berarti
maha pengampun.
Keempat, ketupat bermakna “mangku perkoro
papat” atau kita memiliki empat beban perkara. Yakni menjaga hawa nafsu,
shalat malam, tadarus atau membaca kitab suci dan zakat atau beramal. Mangku
ataupun beban, bukan berarti sebuah perkara yang memberatkan akan tetapi
menjadi sebuah ujian untuk menjadi yang terbaik. Karena selama satu bulan didik
untuk menjadi manusia yang akan kembali fitrah, sahur di pertiga malam
menandakan kita supaya gemar shalat malam. Intinya dalam perkara ini diajarkan
nilai-nilai keistiqamahan.
Sesungguhnya ketupat merupakan sebuah makanan yang
enak tentunya, hadir pada saat lebaran. Secara geometri pembuatan ketupatan
sangatlah rumit, hal ini menandakan bahwa lika-liku kehidupan manusia amatlah
rumit dan terkadang dilumuri banyak dosa. Namun jika membelah ketupat tersebut,
sungguh kita akan takjub karena didalamnya ada sebuah warna putih, bersih dan
suci. Menandakan bahwa pada ramadhan ini kita di didik hatinya untuk kembali
menjadi suci.
Post a Comment