Header Ads

Film Istirahatlah Kata-Kata, Film Penghilangan Wiji Thukul untuk Kedua Kalinya

Foto: Goenoeng Percusion personil Gerakan Rakyat Miskin Kota (GeRMO)
Tanggal 19 Januari 2016 menjadi momentum seorang penyair yang difilmkan yakni sosok Wiji Thukul. Film dengan mengambil judul "Istirahatlah Kata-Kata" yang disutradarai Yosep Anggi Noen yang menceritakan tentang peristiwa juli 1996 sebuah peristiwa sebelum reformasi. Di mana sosok Wiji Thukul selain keras dalam puisi-puisinya karena mengkritisi era orde baru, dan sosok aktivis yang memperjuangkan kepentingan rakyat, namun dihilangkan.

Gunawan Maryanto memerankan sosok Wiji Thukul, diawali dari pelariannya karena menjadi incaran atau buronan orde baru. Sebuah kata-kata puisi yang terkenal hingga sekarang ini, bahkan para aktivispun hingga kini mengenalnya dengan kata-kata "LAWAN."

Namun bagaimana sesungguhnya film tersebut, di mana film tersebut merupakan film biografi meski hanya mengambil masa-masa Wiji Thukul menjadi buronan orde baru. Sebagaimana diketahui bahwa Wiji Thukul selain penyair, ia adalah aktivis yang terus mengkritisi kebijakan orde baru yang kemudian dikenal dengna penyair rakyat.

Saut Situmorang dalam akun Facebooknya mempertanyakan apakah film ini sebuah proyek deradikalisasi sosok historis Wiji Thukul yang dikenal sebagai musuh rezin Kapitalis-Fasis.

"Menderadikalisasi sosok Wiji Thukul dengan merusak imaji populernya sebagai penyair aktivis adalah sama dengan penghilangan Wiji Thukul untuk yang kedua kalinya," lanjutnya

Menanggapi hal tersebut Bos Gerakan Rakyat Miskin Kota (GeRMO) Basa Basuki mengatakan pembunuhan 2kali pembunuhan fisik dan pembunuhan karakter. (Semarang:20/01/2016)

Tidak ada komentar

Video

Video